:: Berhati-hatilah Bunda, Karena Stress Anak Berasal Dari Stress Ibu
Dear Ayah Bunda,
Di saat kita merasa anak kita rewel, menyebalkan, susah diatur, gak mau nurut, dan berbagai perilaku negatif lainnya; yang pasti membuat banyak kita sebagai orangtua mudah tersulut emosinya, kemudian ngomel2 dan marah2, atau bahkan sampai tindakan destruktis berupa kontak fisik; sejatinya, mari kita yang harus introspeksi diri kita sendiri. Karena boleh jadi, kita bukan marah pada mereka, melainkan marah pada diri sendiri, akibat stres yang menumpuk, yang membuat kita tertekan pada tuntutan hidup yang tak tercapai.
Karena ternyata, menurut penelitan dari American Psychological Assosiation yg dilakukan pada 2000 anak, mengatakan bahwa 90% anak mengatakan sangat tahu saat kondisi orangtuanya stres. Hal ini ditandai dengan orangtuanya yg jarang berinteraksi dengan mereka, fokus pada kerjaan, gadget, atau hal lain yg menyenangkan diri orangtua sendiri. 😢 Dan penelitian itu jg dilakukan pada orangtuanya, hasilnya dari orangtua anak yg 90% tadi, didapat data bahwa ada 20% orangtua yang tidak menyadari bahwa diri mereka sendiri dalam keadaan stress. (Happy Book Happy Parent)
#NoteToMySelf yg jleb banget! Untuk selalu insterospeksi diri kita. Apalgi bila anak kita masih balita dan selalu berada di dekat kita, emosi kita dan emosi mereka bagaikan cermin. Jadi kalau salah satu tampak negatif, perlu di cek ulang salah satunya juga. Sehingga sebelum men-judge anak kita yang rewel misalnya, perlu cek ulang juga bagaimana suasana hati kita, apakah kita tidak sedang rewel juga pada pasangan? misalnya 😊
Saat merasa ada emosi yg tidak baik, saat kita merasa tertekan dan stres, baiknya berhenti sejenak. Ceritakan pada pasangan kita, dan minta ruang dan waktu untuk kita sendiri, untuk merenung dan menyegarkan pikiran dan hati. Karena, "sadar dan waras" adalah dua kondisi yang kita perlukan beriringan, agar bisa membersamai mereka dengan baik.
Kenapa seorang istri/ibu bisa mudah marah, mudah lelah, mudah merasa tak berdaya dsb? Boleh jadi salah satu faktornya adalah "kebutuhan mereka untuk didengarkan" tak terpenuhi.
Iya, karena didengarkan, kebutuhan berbicara, merupakan salah satu kebutuhan emosi utama kita sehari-hari, selain makan minum buang air dsb.
Setiap wanita itu rata2 punya kebutuhan berbicara 15.000-20.000 kata per hari. Berbeda dengan lelaki yang hanya punya kebutuhan berbicara 7.000-10.000 kaata per hari, dan itu pun biasanya sudah terpenuhi di kantornya, melalui presentasi dsb.
Jadi wajar apabila, kebanyakan istri/ibu itu cerewet, bawel, dan lebih senang berbicara dibandingkan suami/ayah; karena memang kebutuhan fitrahnya seperti itu. Jadi, kebayang kalau misal yang seharuan di rumah, mengurus si kecil, gak ada temen ngobrol, ngerjain urusan rumah tangga yg gak ada habisnya dari mulai bangun sampe tidur, merasa lelah fisik, hati dan pikiran. Kebutuhan berbicaranya tak terpenuhi bukan hanya sehari, tapi berhari-hari. Hingga menumpuk jadi beban stres yg luar biasa, yang suatu waktu bisa "meledak" dengan menangis, marah-marah, sensitif dan mudah tersinggung, sampe terus2an sering merasa lelah. Hanya karena, kebutuhan fitrah mereka untuk berbicara, untuk didengarkan, tak terpenuhi.
Kebutuhan itu, yang gak bisa didelegasikan dengan cuma berkeliaran di "kepala" saja, tapi memang perlu diucapkan, di lisankan, agar melegakan diri. Sehingga, tips meringankan stres pada seorang istri/ibu, adalah rutin mengajak diskusi pasangan kita, setiap malam sebelum tidur. Duhai para suami, istri Anda memerlukan Anda untuk menjadi pendengar setia mereka, jadilah tempat bersandar dan berkeluh kesah ternyaman untuknya, agar ia bisa menjalani peran sebagai istri dan ibu yang bahagia. 💜😊🙏
(Sumber: Foezi Citra Cuaca Elmart)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar