Rabu, 19 April 2017

Hindari Bilang "Berhenti Nangis!" Pada Anak yang Sedang Menangis..


HINDARI BILANG "BERHENTI NANGIS!" PADA ANAK YANG SEDANG MENANGIS

Dear Ayah Bunda,

Untuk anda yang sudah pernah memiliki momongan, tentunya anda tidak asing dengan anak yang menangis bukan? Ada banyak hal yang bisa anda lakukan untuk menenangkan anak menangis lho, Bunda. Tapi jangan pernah mengatakan ‘berhenti menangis’ atau ‘jangan menangis’ karena larangan-larangan semacam itu tidak akan bisa digunakan untuk buah hati anda lho, Bunda.

Ketika buah hati anda menangis dan anda terus-terusan menyuruhnya berhenti, ini hanya akan membuat suasana semakin tegang. Hasilnya, si kecil akan terus rewel dan anda akan marah dengan si kecil akibat tidak bisa ditenangkan. Anda tidak ingin ini terjadi bukan?

Kuncinya untuk menenangkan anak yang menangis adalah jangan pernah memintanya untuk berhenti. Anak tidak akan berhenti hanya karena anda memintanya. Cara terbaik untuk menenangkan anak yang menangis adalah dengan mengalihkan perhatiannya. Menangis adalah cara yang digunakannya untuk menarik perhatian anda. yakinkan padanya bahwa itu bukan cara yang tepat untuk menarik perhatian anda, Bunda.

Anak berhenti menangis ketika dia tahu bahwa anda tahu apa yang dia inginkan. Ini bisa mudah dan bisa sulit lho. Pancing dia keluar dari tangisannya. Misalnya, katakana bahwa anda tidak akan tahu apa yang dia minta apabila dia terus menangis. Menurut , pastikan bahwa anda bisa membuatnya mengatakan pada anda apa yang dia inginkan dan dia akan berhenti menangis dengan sendirinya.

BEBERAPA PENYEBAB ANAK MENANGIS

Bayi dan balita seringkali menangis, terkadang bahkan tanpa diketahui alasannya. Sebuah blog Tumblr yang berjudul "Reasons My Son Is Crying" menggambarkan secara unik bagaimana anak sering menangis karena alasan sepele atau hal-hal yang tak jelas.

Meski begitu, para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan di balik tangisan seorang anak. Anak dan balita biasanya memiliki tiga motivasi dasar ketika menangis, seperti dilansir oleh My Health News Daily.

1. Meminta perhatian
Menangis biasanya dilakukan anak untuk meminta perhatian, barang, atau aktivitas. Mereka melakukannya untuk menyuruh orang tua, jelas Michael Potegal, seorang ahli perilaku dari University of Minnesota Medical School.


Para pencari perhatian biasanya memulai dengan bertingkah sangat manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian orang tua mereka teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk mendapatkan perhatian lagi.

Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa. Orang tua sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika mereka mulai rewel meminta perhatian, tentu saja dengan catatan bahwa pengabaian ini tak berdampak buruk pada anak. Jika orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika anak menangis, ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia akan terus menangis.

2. Menghindari perintah
Berkebalikan dengan sebab nomor satu, anak dan balita juga suka menangis untuk menolak perintah dari orang tua mereka. Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka tak disuruh melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu, anak akan menangis karena merasa perintah orang tua mengganggu hak otonomi mereka.


Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan ini justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan yang baik pada anak untuk melakukan sesuatu sebelum dia mulai menangis. Ketika meminta anak melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan bantuan sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.

3. Menjaga konsistensi
Portegal menyarankan agar jika orang tua tak bisa menghentikan tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. Karena ketika orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, anak-anak akan terus melakukannya sebagai bentuk konsistensi.


Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja mesin game slot. Biasanya seseorang akan terus memainkan permainan tersebut meski mereka tidak mendapat keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.



Itulah beberapa alasan psikologis ketika anak menangis dan cara mengatasinya. Lain kali kenali dengan jelas alasan di balik tangisan anak Anda sebelum berusaha untuk menghadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar