Rabu, 05 April 2017
Menjadi Ibu Itu Melelahkan Lho, Setuju Kan? Ini Tips Agar Tak 'Lelah' Menjadi Ibu
Menjadi Ibu Itu Melelahkan Lho, Setuju Kan?
.
.
.
Ini Tips Agar Tak 'Lelah' Menjadi Ibu
Dear Bunda,
Terkadang saat menjadi ibu dengan beribu pekerjaan yang tidak pernah selesai, kita hanya ingin tidur dan tidur. Kita lelah. Badan begitu lemas dan letih. Semangat menurun dan bayangan hari-hari yang kacau dan terasa panjang membuat kita tidak bersemangat. Bahkan, untuk mengurus diri sendiri saya tidak sempat. Tidur yang berkualitas adalah kemewahan. Pikiran kita terus bekerja, mata susah dipejamkan. Dan lihatlah, batita atau balita kita masih saja memandang kita dengan mata polosnya.
Kita sangat lelah. Apa yang harus kita lakukan?
1. Menjadi Ibu Adalah Keputusan yang Sangat Berani
Kita adalah wanita hebat. Kita berani menjadi ibu. Tidak semua wanita rela mengambil keberanian ini. Bahkan, tidak semua laki-laki mengerti arti keberanian ini.
Lihatlah betapa kita sangat berani menumbuhkan seorang manusia. M-a-n-u-s-i-a. Manusia yang akan memisahkan diri dari kita kelak. Kita sedang menumbuhkan seseorang yang kelak akan mandiri dan menjadi manusia utuh. Kita sedang ìmengacaukanî hari-hari kita untuk mendapat hadiah berbagai perilaku anak-anak yang membuat hati kita meleleh. Bahkan, kita berani mencintai mereka yang tak jarang membuat kita merasa gila. Kita sungguh berani.
Kita keren, Bunda. Kita menakjubkan. Kita adalah manusia yang berdaya dan berjuang.
2. Belajar Untuk Fokus Dengan Pilihan
Mengurus anak-anak adalah hal yang melelahkan, tentu saja. Jadi sebaiknya kita mulai membuat keputusan dalam hidup yang lebih fokus. Seringkali menggabungkan antara pengurusan anak-anak dengan keinginan untuk bekerja di luar tidak bisa berjalan dengan sempurna. Kita hanya akan merasa lelah, lelah, dan lelah. Akibatnya, mungkin kita akan tidak bisa berhasil dalam salah satunya atau bahkan gagal kedua-duanya.
Jika Anda memutuskan untuk bekerja di luar, maka aturlah agar pengurusan anak-anak menjadi maksimal. Entah dengan membayar baby sitter yang handal, bekerjasama dengan suami atau keluarga, dll. Tak jarang, banyak wanita yang memilih untuk ìkembali ke rumahî saat anak-anak membutuhkan mereka dan ìkembali ke luarî saat merasa keadaan rumah sudah mulai stabil. Sahabat Ummi sendiri yang bisa mengukur kekuatan dalam keluarga.
Apapun pilihan Anda, hanya perlu kesungguhan dalam mengerjakannya. Yang tidak baik adalah tidak memutuskan apa-apa. Kesulitan membuat keputusan hanya akan mengacaukan hidup. Pekerjaan kita di rumah tidak maksimal, pekerjaan di luar tidak tercapai. Kita hanya akan menghadapi rasa lelah yang tidak akan terbayar dengan apapun. Bahkan, tidak pula pujian.
3. Mengatur Me-Time
Rutinitas yang monoton dan tiada habisnya akan menguras habis jiwa kita. Kita tidak hanya merasa lelah fisik, tapi juga batin. Itulah yang membuat energi kita terserap habis. Meskipun kita memiliki jam tidur yang cukup, niscaya tidur kita menjadi sangat tidak berkualitas.
Bunda bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan hati. Mulai dari melakukan hobi, meningkatkan spiritual, jalan-jalan, atau hanya bertemu teman untuk mengobrol. Jika kita bahagia, maka mood kita akan baik dalam melakukan banyak pekerjaan yang menguras energi. Mintalah bantuan suami, keluarga, atau bahkan jasa penitipan profesional sebentar saja agar Sahabat Ummi bisa menikmati Me-Time dengan maksimal.
4. Mempelajari Teknik Relaksasi
Sahabat Ummi bisa mempelajari berbagai macam teknik relaksasi, termasuk bagaimana agar kita bisa rileks dengan berdzikir, agar mudah mengistirahatkan pikiran. Kita butuh mengistirahatkan pikiran agar bisa tertidur dengan nyaman. Tidur yang berkualitas akan membuat tubuh kita segar. Kita bisa memilih waktu tidur sewaktu-waktu saat anak-anak tidur atau saat mereka tidak terlalu membutuhkan pengawasan kita, misalnya, saat mereka bermain dengan mainan yang aman.
5. Berhenti Fokus Pada Acara Beberes Rumah
Memang sebagian dari kita mungkin tidak bisa melihat rumah berantakan. Tapi, percayalah, fokus kita pada kebersihan rumah terkadang membuat kita lebih lelah dari apa yang seharunya benar-benar kita perhatikan, yakni anak-anak.
Ada baiknya kita membuat rencana yang teratur dengan suami untuk membersihkan rumah. Misalnya, berapa kali dalam seminggu kita mencuci, menyeterika, atau mengepel rumah, dll. Bahkan, jika finansial memungkinkan, kita bisa mendelegasikan urusan ini pada jasa laundry sebagaimana kita mendelegasikan tugas memasak pada ibu-ibu pemilik warung makanan. Kita sendiri yang mengerti kondisi finansial kita. Jangan sampai kita menabung dengan kencang dan tidak rasional saat kita benar-benar perlu membelanjakan uang itu untuk pendelegasian tugas.
Sebagai gantinya, kita memiliki waktu bersantai yang bisa kita gunakan untuk melihat-lihat album foto, membaca majalah, menonton film, atau melakukan hobi.
6. Semua Pasti Berlalu
Kita harus menyadari bahwa menjadi pekerjaan yang melelahkan ini bukanlah pekerjaan abadi. Ini adalah pekerjaan yang akan berakhir. Akan berakhir. Jika kita bersungguh-sungguh, maka kita akan mendapakan akhir yang baik. Jika kita melakukannya setengah-setengah dan asal-asalan, maka orang tua bilang, kita akan menyesali hari-hari yang sudah kita lalui.
Nah...Bunda, marilah kita selalu berusaha menjadi ibu yang baik. Lelah itu sungguh normal.
Sumber : ummi-online
Please Like dan Share
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar