Orangtua yang Abaikan Anak Demi Gadget Perlu Baca Ini
Sahabat Ummi, pernah nyuekin anak karena asyik sendiri sama gadget? Awas, mengabaikan anak sama dengan menghambat diri kita ke surga lho!
Perubahan zaman memiliki pengaruh kuat pada diri seseorang, baik dalam berpikir, menentukan langkah kehidupan ke depan, ataupun dalam berinteraksi dengan sesama.
Jika dulu adalah perilaku yang tidak sopan berbicara dengan orangtua tanpa memandang wajahnya, maka sekarang hal itu seperti lumrah saja terjadi. Dahulu, saat anggota keluarga berkumpul dalam suasana santai, tak mungkin rasanya masing-masing berdiam diri tanpa suara, tapi saat ini hal itu sudah menjadi fenomena. Perubahan zaman dengan hadirnya gadget di tangan, betul-betul mengubah perilaku siapapun.
Baca juga: Akulah wanitamu, Aku siap menjadi bahu sandaran segala keluh kesahmu
Mendidik Anak Sesuai Zaman, Penuhi Rambunya
Yang paling memprihatinkan dari efek negatif gadget bagi manusia modern kini adalah masalah kedekatan orangtua dan anak. Banyak istilah yang mengartikan gadget sebagai sarana mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Terbukti, interaksi anak dan orangtua kini makin ‘kering’ karena perhatian masing-masing kerap tersita oleh gadget.
Islam tentunya sangat mendukung kemajuan zaman yang memberikan banyak kemaslahatan bagi manusia. Bahkan Islam menyuruh orangtua mendidik anak-anaknya sesuai zamannnya. Namun bukan berarti prinsip-prinsip Islam terkait masalah pengasuhan bisa berubah-ubah sesuai zaman.
Prinsipnya tetap sama sampai kapanpun karena syariat Islam diturunkan oleh Allah selalu relevan dan cocok untuk setiap zaman. Yang berubah tentu hanya fasilitas dan sarananya saja.
Anak adalah amanah besar dari Allah, dan ketika kita menjadi orangtua, berarti Allah anggap sudah mampu menjaga amanah-Nya dengan baik.
Baca juga: Tegas Pada Anak Itu Boleh, Namun Tidak Boleh Marah-Marah Pada Anak. Ini Cara Agar Ibu Tak Mudah Marah Dengan Anak
Ini adalah prinsip utama pengasuhan dalam Islam, sehingga harus ada unsur kehati-hatian bagi orangtua dalam merawat, mengasuh, dan mendidik amanah besar ini.
Lalu menjaga amanah ini dari hal apa? Hal besar yang Allah ungkap dalam tujuan pengasuhan adalah menjaga keluarga dari dahsyatnya azab api neraka. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” (QS At-Tahrîm [66]: 6).
Maksud dari menjaga keluarga dari api neraka menurut Ibnu Jarier dan Ibnu Al-Mundzir adalah sesuai sabda Rasulullah saw, “Ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah dan takut bermaksiat kepada-Nya, serta suruhlah anak-anakmu untuk menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka.”
Dari prinsip utama ini saja, langkah-langkah implementasinya jelas bukan hal yang remeh. Perlu komitmen, kesabaran tinggi, dan perjuangan dalam menjalankannya. Karena tantangan pengasuhan kini lebih berat dari era sebelumnya.
Banyak yang perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh orangtua dalam men-tarbiyah anak-anaknya, sehingga anak tetap merasa nyaman dengan agamanya di tengah mengkhawatirkannya kehidupan kaum muda kini.
Baca juga: Jika Anda Punya Anak Perempuan, Ini yang Mesti Anda Lakukan. Baca & Sebarkan..
Karenanya, dalam mendidik anak sesuai zamannya tetap harus memenuhi rambunya. Di antaranya dengan konsisten mengawasi kegiatan ibadah anak di tengah kegiatan kekiniannya seperti interaksinya dengan internet dan pergaulan di luar, bukan malah orangtua mencontohkan kelekatan berlebih pada gadget.
Orangtua juga perlu menanamkan cara menghindari mudharat dan meraih manfaat yang banyak dari perangkat teknologi dan pergaulan di era modern, terutama untuk menambah pemahaman dan ketaatan anak akan nilai agama.
Karena penyebab terjadinya kemerosotan akhlak dan kemaksiatan di kalangan muda adalah minimnya perhatian orangtua dalam menanamkan nilai agama dan akhlak mulia pada anak.
Baca Juga: Anak Susah Makan? Gampang Sakit? Pengen Anak Cerdas Sejak Usia Dini? Baca Ini !
Jangan jadi Orangtua yang Lalai
Sudahlah kurang dalam menanamkan nilai-nila agama kepada anak, kehadiran gadget menambah alasan panjang minimnya perhatian orangtua akan masalah fundamental ini. Terutama orangtua yang sejak pagi hingga senja bekerja di luar, di rumah masih pula sibuk dengan gadget-nya. Waspadalah, karena hal ini bisa masuk dalam ketegori orangtua yang lalai.
Ustadzah Sinta Santi, Lc, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosat Islamiyah (STID) Al-Hikmah menjelaskan bahwa syariat Islam melarang seorang Muslim mengabaikan kewajibannya hanya karena urusan dunia yang sesaat, seperti mengedepankan takut urusan dunia dibanding takut dengan hisab yang ditetapkan Allah atas dirinya.
Karena Rasulullah saw bersabda, “Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu,” (Tuhfah Al-Maudud).
Masuk dalam ketegori lalai, jelas Sinta, adalah ketika orangtua mengabaikan, menyepelekan atau malah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai orangtua terhadap anak, utamanya dalam hal agama, akhlak, ibadah, dan perkembangan anak.
Misalnya lebih memperhatikan gadget dari kebutuhan anaknya, suka menggantikan kehadiran orangtua dengan memberikangadget pada anak, atau menganggap cukup mewakilkan kehadiran orangtua hanya lewat komunikasi maya. Waspadalah ancaman Rasulullah saw, “Cukup berdosa seorang yang mengabaikan orang yang menjadi tanggungannya,” (HR Abu Dawud, Nasa’I, dan Hakim).
Baca juga: Hati-Hati, Dampak Buruk Kebiasaan Menonton TV Bagi Anak..
Pengasuhan di Dunia, Balasan di Akhirat
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah saat akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Kelak ia akan berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku?’ Dijawab-Nya, ‘karena permohonan ampunan anakmu untukmu,’” (HR Ibnu Majah).
Jika doa anak bisa mengangkat orangtua ke surga, maka dalam pengertian terbalik yang biasa disebut mafhum mukhalafah,orangtua juga bisa mendapat balasan yang buruk di akhirat karena lalai dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Karenanya kita perlu berhati-hati, jangan sampai perlakuan kita kepada anak membuat kita tak bisa masuk surga.
Sumber: Majalah Ummi, Baut 2, 11/XXVIII, November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar