Rabu, 22 Maret 2017

AWAS!!! Ayah Bunda Jangan Bersikap Begini, Karena Bisa Menyebabkan Anak Jadi Durhaka


Ingat kisah tentang Malin Kundang, Bunda?
Itu, lho.. legenda rakyat yang bercerita tentang hukuman bagi anak durhaka. Ceritanya seorang anak dibesarkan oleh seorang ibu. Setelah dewasa anak ini kemudian merantau ke daerah lain, dan jadi sukses. Kaya. Nah, saat dia pulang ke kampung halamannya, ada seorang ibu tua, ibunya, menemuinya.
Namun si anak malah malu mengakuinya sebagai ibunya. Karena tampilan ibu yang dekil, miskin dan lusuh. Akhirnya si anak mengusir ibunya. Si Ibu yang sakit hati lalu mengutuk si anak jadi batu.
Pasti pernah mendengarnya bukan? Cerita ini begitu populer di Indonesia. Dan sering dijadikan bahan cerita agar kita tidak durhakan pada orang tua.
Nah, tentu kita semua ingin anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang sholeh dan berbakti pada kedua orang tuanya.
Ketika anak berperilaku tidak baik pada orangtuanya, seringkali anaklah yang sering disalahkan. Ya, secara kasat mata, memang anak itulah yang berbuat durhaka pada orangtua. Tapi, jika kita melihat apa penyebabnya, maka salah satunya berasal dari orangtua itu sendiri. Bagaimana bisa?
Tentunya setiap orangtua menginginkan memiliki anak yang berbakti kepada orangtua dan juga sholeh serta sholehah. Harus disadari bahwa orangtualah yang memiliki pengaruh besar kepada sikap anak-anak mereka. Karena itu, tabiat yang buruk pada anak bisa jadi disebabkan oleh didikan orangtua yang salah.
Sebagai contoh, salah satu sikap yang dapat menjadikan anak durhaka adalah sikap orangtua yang tidak adil terhadap anak dan hal ini harus dihindari, mengapa? Karena sikap pilih kasih dari orangtua terhadap anak bisa menyebabkan si anak merasa dengki, iri hati, benci, dan permusuhan di antara anak-anak sendiri. Jika hal tersebut terus dilakukan atau berlarut-larut, maka nanti ke depannya akan mengakibatkan pemutusan hubungan keluarga dan anak menjadi durhaka.
Mengenai sikap yang adil dan tidak pilih kasih terhadap anak-anak, padahal juga sudah diingatkan oleh Rasululah ﷺ dalam HR. Muslim kitab al-Hibah 13. Dimana Rasulullah mengingatkan umatnya untuk takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala serta berbuat adil terhadap anak-anak. Bahkan betapa pentingnya sikap adil orangtua kepada anak-anak hingga Rasulullah sendiri sampai mengulangi perkataannya tersebut sampai tiga kali agar tentu kita semakin paham dan mengerti.
Beliau bersabda yang ditulis di dalam hadis sampai mengucap tiga kali agar kita harus adil terhadap anak. Imam Nawawi juga mendukung perkataan Rasulullah dengan mengatakan bahwa anak-anak sudah selayaknya mendapatkan pemberian yang sama dan tidak boleh dilebihkan serta disamakan (pemberian) baik untuk anak laki-laki maupun anak perempuan.
Selain itu, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua kepada anak-anaknya.
Pertama, jangan memaki dan menghina anak
Bagaimana orang tua dikatakan menghina anak-anaknya? Yaitu ketika seorang ayah menilai kekurangan anaknya dan memaparkan setiap kebodohannya. Lebih jahat lagi jika itu dilakukan di hadapan teman-teman si anak. Termasuk dalam kategori ini adalah memberi nama kepada si anak dengan nama yang buruk.
Kedua, mendoakan keburukan bagi si anak
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tsalatsatu da’awaatin mustajaabaatun: da’watu al-muzhluumi, da’watu al-musaafiri, da’watu waalidin ‘ala walidihi; Ada tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa (keburukan) orang tua atas anaknya.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Birr wash Shilah, hadits nomor 1828)
Entah apa alasan yang membuat seseorang begitu membenci anaknya. Saking bencinya, seorang ibu bisa sepanjang hari lidahnya tidak kering mendoakan agar anaknya celaka, melaknat dan memaki anaknya.
Duh, jangan sampai ya Bunda.. semarah apa pun dengan tingkah anak, tetaplah doakan kebaikan bagi anak-anak kita. Bersabarlah. Tahan lisan, karena lisan adalah senjata yang bisa berbahaya untuk anak-anak kita.
Ketiga, tidak memberi pendidikan kepada anak
Ada syair Arab yang berbunyi, “Anak yatim itu bukanlah anak yang telah ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan hina. Sesungguhnya anak yatim itu adalah yang tidak dapat dekat dengan ibunya yang selalu menghindar darinya, atau ayah yang selalu sibuk dan tidak ada waktu bagi anaknya.”
Perhatian. Itulah kata kuncinya. Dan bentuk perhatian yang tertinggi orang tua kepada anaknya adalah memberikan pendidikan yang baik. Tidak memberikan pendidikan yang baik dan maksimal adalah bentuk kejahatan orang tua terhadap anak. Dan segala kejahatan pasti berbuah ancaman yang buruk bagi pelakunya.
Ketahuilah, tidak ada pemberian yang baik dari orang tua kepada anaknya, selain memberi pendidikan yang baik. Begitu hadits dari Ayyub bin Musa yang berasal dari ayahnya dan ayahnya mendapat dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tak ada yang lebih utama yang diberikan orang tua kepada anaknya melebihi adab yang baik.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Birr wash Shilah, hadits nomor 1875. Tirmidzi berkata, “Ini hadits mursal.”)
Semoga kita semua dihindarkan dari sikap buruk terhadap anak-anak kita. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita agar bisa mendidik anak dengan baik, dan anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang sholeh dan berbakti. Amiin.
Diolah dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar