:: APA ANDA PERNAH MEMIKIRKAN DAMPAK MENGERIKAN DARI MENYUMPAHI SEORANG ANAK?
Dear Ayah Bunda,
Dalam mengasuh buah hati dan mendidik mereka, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan orangtua yang kemungkinan tidak disadarinya. Karena mungkin sedang marah, maka tidak terkontrol apa yang diucapkan atau tindakannya. Padahal satu poin ini sangat berperan dalam pembentukan karakter anak nantinya.
Salah satunya adalah saat orangtua mulai mencemooh atau mencela perilaku anak. Bisa dihadapannya atau parahnya dihadapan teman-temannya, hingga kesannya dipermalukan di hadapan mereka. Kalimat semisal, “bodoh, tidak becus, tolol, anak tidak tahu diri…” dan banyak hal lainnya yang akhirnya akan berpulang kedua belah pihak. Ya orangtua sendiri, terlebih anak.
Bagi anak, ucapan buruk yang menghinakan dari orangtuanya akan menjadi preseden buruk untuknya. Selain sakit hati (seberapa –pun usia anak, apalagi saat ia sudah memahami benar apa arti perkataan itu), ia akan mengingatnya hingga akan merasuki jiwa anak, jika ia benar-benar anak bodoh, tak tahu diri dan sepertinya tidak menjadi kebanggaan orangtua pada akhirnya akan menjadi pribadi yang rendah diri dan tertutup, atau bahkan menjadi pendendam.
Lalu, bagaimana dengan orangtua? selain jadi pribadi pengumpat, apa yang dilakukannya bukan merupakan pendidik yang baik. Rasulullah sangat membenci orang yang suka menghinakan orang lain seperti itu.
Dalam keadaan tidak terkendali atau saat jengkel yang meluap terhadap perilaku anak, entah karena ingin menakuti atau hanya sekadar main-main belaka ucapan orang tua yang bernada menghinakan atau mencemooh bahkan menyumpahi anak dengan hal yang buruk, adalah hal yang sama sekali dilarang dalam Islam. Dalam mengasuh buah hati dan mendidik mereka, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan orangtua yang kemungkinan tidak disadarinya. Karena mungkin sedang marah, maka tidak terkontrol apa yang diucapkan atau tindakannya. Padahal satu poin ini sangat berperan dalam pembentukan karakter anak nantinya.
Salah satunya adalah saat orangtua mulai mencemooh atau mencela perilaku anak. Bisa dihadapannya atau parahnya dihadapan teman-temannya, hingga kesannya dipermalukan di hadapan mereka. Kalimat semisal, “bodoh, tidak becus, tolol, anak tidak tahu diri…” dan banyak hal lainnya yang akhirnya akan berpulang kedua belah pihak. Ya orangtua sendiri, terlebih anak.
Bagi anak, ucapan buruk yang menghinakan dari orangtuanya akan menjadi preseden buruk untuknya. Selain sakit hati (seberapa –pun usia anak, apalagi saat ia sudah memahami benar apa arti perkataan itu), ia akan mengingatnya hingga akan merasuki jiwa anak, jika ia benar-benar anak bodoh, tak tahu diri dan sepertinya tidak menjadi kebanggaan orangtua pada akhirnya akan menjadi pribadi yang rendah diri dan tertutup, atau bahkan menjadi pendendam.
Lalu, bagaimana dengan orangtua? selain jadi pribadi pengumpat, apa yang dilakukannya bukan merupakan pendidik yang baik. Banyak bahaya yang ditimbulkan karena melaknat. Di antara bahaya tersebut adalah tukang laknat tidak dimasukkan dalam golongan para syuhada dan tidak termasuk orang-orang yang memberi syafa’at disisi Allah untuk memintakan ampun bagi seseorang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang suka melaknat tidak akan menjadi pemberi syafa’at dan tidak pula syuhada pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Apalagi dalam keadaan tidak terkendali atau saat jengkel yang meluap terhadap perilaku anak, entah karena ingin menakuti atau hanya sekadar main-main belaka ucapan orang tua yang bernada menghinakan atau mencemooh bahkan menyumpahi anak dengan hal yang buruk, adalah hal yang sama sekali dilarang dalam Islam. Orangtua yang sering melaknat atau menyumpahi anak bahayanya adalah apa yang dikatakannya akan dikabulkan oleh Allah! Na’udzubillah…
Diriwayatkan oleh Ubdah Ibnul Walaid bin Ubadah Ibnush-Shamit bahwa seorang lelaki mengejek untanya dan mengatakan, Allah melaknatmu!”. Rasulullah SAW bersabda, “Siapakah telah melaknat unta?” Lelaki itu menjawab, “Aku Ya Rasulullah”. Rasulullah lalu bersabda,”Turun darinya. Kami tidak suka berteman dengan orang yang suka melaknat. Jangan biarkan hal itu terjadi pada diri kalian, anak-anak kalian, dan harta kalian. Janganlah kalian memohon kepada Allah sesuatu sekiranya bisa dikabulkan oleh-Nya.” (HR. Muslim)
Bagaimanapun orangtua memang perlu kesabaran dan kecerdasan dalam mengolah bahasa, agar jika dalam keadaan marah pun tidak keluar kata-kata yang buruk yang menghinakan dan akhirnya akan memperoleh kerugian ganda. Berpengaruh buruk dengan kepribadian anak, juga akan mendapatkan dosa dan yang terakhir adalah ucapan buruk kita yang bersifat menyumpahi anak akhirnya bisa dikabulkan oleh Allah.
Masih berpikir untuk tetap menyumpahi anak? sebaiknya Anda berpikir dua kali…
Sumber : ummi-online.com, muslimah.or.d
Semoga bermanfaat yaa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar