SUKA MENCUBIT ANAK? SEBAIKNYA SEGERA HENTIKAN KEBIASAAN ITU…
Bunda, saya mau cerita nih ke Bunda. Tentang apa yang seringkali saya lihat. Terjadi pada kebanyakan ibu-ibu..
Bunda, saya seringkali melihat ibu-ibu muda yang gampang banget mencubit atau memukul anak. Anak bandel, gak mau diam, tiba-tiba aja ibunya dengan wajah sangar lalu mencubit agar anak diem. Duh..
Alasannya, cubitan dan hukuman fisik adalah tanda cinta seorang ibu. Tapi, tahukah Bunda, apa yang tertinggal di benak anak saat Bunda mencubitnya?
Baca juga: Kalau Anaknya Nakal, Jangan Buru-Buru Marah. Ingatlah Dahulu 10 Hal Ini
Bukan rasa sakitnya, tapi yang berbekas adalah raut muka ibunya yang marah dan pertanyaan-pertanyaan serta ketakutan yang tidak bisa dijelaskan.
Ada ungkapan yang menarik, bukankah kita bakal marah bila ada orang lain menyakiti anak kita. Bahkan oleh ayahnya sendiri, namun kadang kita lupa sebagai ibu, malah kita sering menyakiti anak.
Menapa ibu menghukum anak secara fisik? Walaupun itu sekadar mencubit.
Ada banyak alasannya. Namun yang jelas, mencubit anak dapat membuat orang tua merasa benar, memiliki kendali atau dibenarkan. Dari bacaan saya di berbagai literatur, beberapa orang tua merasa putus asa dan tidak memiliki pilihan lain selain memukul, mencubit, atau memberikan hukuman fisik lainnya. Bahkan terkadang keputusannya itu tidak terencana dan membuat ia menyesal.
Tapi orang tua yang menghukum secara fisik seringkali terlalu stres, baik karena alasan hukuman itu sendiri atau oleh tekanan lain dalam hidup mereka.
Menurut penelitian nih ya Bunda, bahwa hukuman fisik bisa menimbulakn efek negatif bagi anak, terutama bagi anak yang masih berusia balita. Anak yang dihukum secara fisik di waktu kecil memiliki gejala depresi lebih dalam pada kehidupan dewasa.
Lalu gimana nih untuk mendisiplinkan anak tanpa memberi hukuman fisik? Yuk, simak tipsnya dibawah ini ya bunda.. Saya kutipkan dari berbagai sumber nih.. :)
Pertama, katakan dengan cara halus tapi tegas. Biasanya orangtua mudah membentuk kasar, atau memukul apabila anaknya tidak mau mendengar perintah orangtuanya yang telah dikatakannya berkali-kali. Dalam situasi demikian Bunda dapat berlutut agar sama tinggi dengan anak, pegang pundaknya, serta tatap matanya sambil secara halus tetapi tegas dan dengan kalimat pendek sambil berkata: misalnya, “Bunda, ingin kamu mandi sekarang juga.”
Kedua, tenangkan diri Bunda. Apabila Bunda sedang marah, ingin meledak dan memukul anak anda, tahan dan tarik nafas, serta masuk ke kamar terlebih dahulu. Anda dapat berwudhu, berzikir atau dengan cara apa saja yang dapat menenangkan diri. Setelah anda tenang, biasanya anda akan mepunyai solusi yang lebih baik untuk menghadapi anak anda. Kemudian diskusikan dengan anak anda mengapa perbuatannya salah, dan minta anak untuk menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan.
Ketiga, berikan Anak Bunda Konsekuensi. Apabila anak melanggar peraturan, beritahu anak bahwa perbuatannya salah. Anak perlu mengetahui bahwa segala perbuatan yang melanggar aturan, pasti ada konsekuensinya.
Keempat, Berikan Pilihan. Berikan anak pilihan sebagai konsekuensi perbuatannya yang salah. Apabila anak terus membuat keributan dengan memukul kaleng dengan sendok, padahal anda sedang pusing, tanyakan pada anak; “Mama sedang pusing, apakah kamu bisa stop memukul kaleng itu, atau kamu harus keluar dan bermain di halaman?”
Baca juga: Terungkap!! Dahsyatnya Efek Pelukan Bagi Anak yang Tak Banyak Disadari Oleh Ibu.
Apabila anak terus memukul kaleng tersebut, maka dengan halus tetapi tegas, gandeng ia keluar rumah. Jadi, Bunda tidak perlu membentak atau memukul anak.
Kelima, Jangan Melibatkan Diri untuk Konflik Dengan Anak. Sering terjadi orangtua mudah terpicu kemarahannya atau ingin memukul ketika anaknya melawan, atau menjawab balik perkataan orangtuanya secara kasar.
Keenam, Beritahu Anak Sebelumnya. Seringkali orangtua menyuruh anak secara tiba-tiba padahal anak sedang asyik dengan kegiatannya. Biasanya anak akan menolak dan merengek ketika disuruh, yang dapat memicu kemarahan orangtuanya. Sebaiknya orangtua memberikan tenggat waktu, sehingga anak akan lebih siap menerima perintah.
Ketujuh, Ubahlah Cara Pandang Kita Terhadap Kelakuan Anak
Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan senang mencoba hal-hal yang baru. Misal Andi berumur 3 tahun sedang melempar semua barang yang ada di atas meja, buku, pensil, kertas dll ke lantai.
Ketika ibunya melihat, ia memukul tangannya dan mengatakan nakal. Andi bingung karena ia merasa mendapatkan ilmu baru bahwa benda yang ia lempar jatuhnya ke bawah. Maka ubahlah persepsi Bunda, bahwa anak anda tersebut nakal tetapi sebaliknya anak kreatif yang rasa ingin tahunya besar.
Kedelapan, Cari Waktu Untuk Diri Anda Sendiri. Orangtua yang terlalu sibuk dan lelah, biasanya akan lebih mudah marah dan memukul anaknya. Para ibu yang habis waktunya untuk mengurus rumah tangga sering merasa lelah fisik dan mental. Oleh karena itu penting sekali mencari waktu untuk diri sendiri misalnya membaca, olah raga, menonton film atau berdoa.
Baca juga: Jangan Merendahkan Seorang Ibu Rumah Tangga. Baca Ini, Biar Tahu Betapa Rempongnya Ibu Rumah Tangga.. Ayo Sebarkan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar