Senin, 27 Maret 2017

Kepada Orang Tua: Pikirlah Sebelum Berteriak dan Membentak Anak. Baca Ini..!!



KEPADA ORANG TUA, PIKIRLAH SEBELUM BERTERIAK DAN MEMBENTAK.

Dear Ayah Bunda,

Terutama kepada si buah hati kita tercinta.
"Sudah, diam kamu..!
"pergi sana..!"
"jadi kamu mau apa.?"
"Kau pikir dirimu siapa..?"
"stoopppĂ–"!!!

Subhanallah, sungguh bentakan sering kali terdengar dimana-mana, membuat hati menjadi kecut, terutama bila diri ini yang menjadi korban bentakan.Seringkali orang menggunakan metode membentak untuk menghentikan dengan segera perbuatan atau percakapan orang lain yang dianggap mengganggunya.

Baca juga: Ibu, Lakukanlah Hal Ini Saat Anak Bangun Tidur. Agar Anak Makin Cinta Padamu... 

Dengan bentakan maka masalah seakan selesai, pertanyaan yang mengganggu berhenti, dan timbullah kepuasan walau sebetulnya terdapat ketidaknyamanan bagi si pembentak, dan dia bisa bernafas lega dan beralih pada pekerjaan atau pikiran yang lain. Namun bagi yang dibentak, serasa terngiang-ngiang terus bentakan tersebut, membuat hati menjadi kecut, dan sakit, tanpa disadari, terutama bila teringat-ingat pada bentakan yang dihujamkan, maka sedikit demi sedikit luka dihati semakin parah, dan berakibat timbullah yang namanya dendam kesumat.

Waktu kami masih kecil, kami kerap makan martabak kare di tenda kecil di pusat makanan daerah roxy, jembatan lima, kota, di Jakarta. Salah seorang tukang masak di restaurant seafood sebelah warung martabak kare tersebut yang kami kenali sebagai tukang masak yang handal,karena gayanya cukup berisik dan bila masak, bunyi kuali penggorengan begitu nyaring berdentang dan mulutnya ikut bunyi mengucapkan ini dan itu, bahkan sesekali membentak pelayan restaurant yang hanya diam saja, dibentak dan diteriaki macam-macam.

Sampai suatu hari,kami tidak lagi mendengar keberisikan yang ditimbulkan oleh sang tukang masak tersebut, ketika kami bertanya dengan heran, maka terungkaplah cerita, bahwa sang tukang masak ternyata masuk rumah sakit. Ternyata si pelayan merasa sakit hati dengan tingkah lakunya yang selalu membentak dan berteriak-teriak memaki, menyakitkan hati, sehingga menyempatkan diri menusuk si tukang masak dengan pisau pemotong sayur.

Orang dewasa saja mengalami sakit hati yang lumayan dahsyat bila sering dibentak oleh seseorang, apalagi anak-anak. Yang hatinya lebih lembut, jiwanya lebih perasa dan polos.

Maka pernahkah kita membayangkan bagaimana hancurnya hati si anak yang lembut itu, bila kita orang tua membentaknya untuk menghentikan semua celotehnya yang kadang membuat orang tua kesal? Juga rengekannya yang memusing kan kepala, dan teriakannya yang membuat rasa lelah semakin bertambah, sementara itu semua sering kali kita tutup dan selesaikan dengan membentak, agar semua kepusingan kita hilang atau ulah anak-anak yang serasa mengganggu ketentraman kita, dengan ucapan yang simple namun menyakitkan. " diaaammmmm!"

Baca juga: Apakah Bunda Suka Mencubit Anak? Sebaiknya Segera Hentikan Kebiasaan Itu. Baca Akibatnya Ini..

Masya Allah, haruskah kita menutup persoalan dengan membentak..? apakah betul masalah selesai dengan baik bila membentak..? bukan nya malah membentuk masalah baru,? yaitu..mengobati hati..anak yang terluka, dan teladan," dimana bisa jadi anak-anak akan mengikuti cara kita membentak, sehingga dia menjadi orang yang suka membentak entah pada pembantu di rumah, atau kawan yang lebih kecil dan atau adiknya sendiri.

Maka,"pikirlah sebelum berteriak akan dampak dari pada membentak."

(sumber: republika. co.id)

DAMPAK JANGKA PANJANG MEMBENTAK ANAK

Bunda, ini beberapa dampak jangka panjang membentak anak, yaitu:

Anak akan menjadi minder dan takut mencoba hal-hal baru.
Anak tumbuh menjadi pribadi yang peragu dan tidak percaya diri
Anak akan memiliki sifat pemarah dan egois
Anak cenderung memiliki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasehat orangtua.
Anak akan memiliki pribadi yang tertutup
Anak cenderung apatis, dan tidak peduli terhadap lingkungan

CARA MENGHINDARI MEMBENTAK ANAK

Mendidik anak dengan cinta dan kelembutan kadangkala tidak semudah mengucapkannya. Pola  dan tingkah laku anak sendiri kerap menjerumuskan orangtuanya untuk mengambil tindakan paling praktis yang bisa dilakukan.

Namun mengingat dahsyatnya dampak yang bisa diakibatkan oleh bentakan yang berkelanjutan dalam jangka panjang ada baiknya, kita berusaha untuk meminimalisir membentak anak.

Mungkin Bunda bisa mengikuti tips berikut :

Jangan terpengaruh untuk menghentikan teriakan anak dengan bentakan yang lebih hebat.
Sebelum membentak anak, ingatlah, bahwa anak adalah peniru ulung. Ia akan meniru setiap serpihan kata-kata yang kita teriakan di benaknya.
Ingatlah, kepribadian anak di masa depan adalah hasil bentukan kita di masa sekarang.
Segeralah mengubah posisi tubuh anda, seperti dari berdiri menjadi duduk. Hal ini akan menurunkan ketegangan emosi anda.
Palingkan sejenak wajah anda dari anak yang telah membuat dada anda terasa meledak.
Tarik napas dan hembuskan pelahan sambil memejamkan mata. Hal ini akan membuat dada yang sesak terasa longgar dan lapang.

Baca juga: Berhati-hatilah Bunda, Karena Stres Anak Berasal Dari Stres Ibu

Bagaimana, Bunda?

Yuk kita berusaha memberikan yang terbaik pada buah hati dengan mengurangi bentakan dan menggantinya dengan pelukan.

Silahkan Like dan Share kepada keluarga yang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar