Rabu, 29 Maret 2017

Saat Anak Rewel Banyak Orang Tua Melakukan 4 Hal Ini, Namun Hal Tersebut Berdampak Buruk Terhadap Perkembangan Kepribadian dan Karakter Anak


Saat Anak Rewel Banyak Orang Tua Melakukan 4 Hal Ini, Namun Hal Tersebut Berdampak Buruk Terhadap Perkembangan Kepribadian dan Karakter Anak

Dear Ayah Bunda,

Anak usia balita memang sangat mudah sekali rewel, hal ini dikarenakan anak belum bisa mengontrol sikap dan suasana hatinya dengan baik. Dan anak rewel bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Penyebabnya bermacam-macam, diantaranya: anak merasa tidak nyaman dengan suasana, anak menginginkan sesuatu atau anak ingin mendapatkan perhatian orang tua.

Saat anak rewel tidak semua orangtua bisa bersikap bijak menyikapinya. Terutama saat orangtua sedang dalam kesibukannya. Karena itulah terkadang orangtua menggunakan jurus yang dirasa jitu untuk membuat anak segera diam dan tidak lagi rewel. Tanpa disadari, ternyata hal ini bisa berdampak buruk dalam pembentukan karakter anak.
Baca juga: WAKTU TAK BISA DIPUTAR KEMBALI!! Ini 5 Cara Agar Anda Bisa Melewatkan Waktu Berkualitas Bersama Si Kecil..

Ayah Bunda, ada beberapa cara instan yang seringkali digunakan oleh para orang tua untuk membuat anaknya diam saat rewel. Namun ternyata, cara-cara tersebut berdampak kurang baik terhadap pembentukan karakter dan kepribadian anak lhooo... 

Apa sajakah 4 cara itu? Yuk, simak ulasannya berikut ini. 

1.  Membentak, memukul atau menggunakan cara kasar lainnya

Cara ini dilakukan orangtua dengan maksud agar anak segera diam dan tidak lagi rewel. Padahal membentak mengakibatkan ribuan sel otak anak yang seharusnya berkembang  menjadi layu dan mati. Apalagi mencubit dan memukul.

Selain menyakiti fisik sang anak, hal ini juga tentu saja akan menyakiti hati dan perasaan anak. Sebagai efek jangka panjangnya, anak akan tumbuh menjadi sosok yang takut dalam mengambil keputusan, tidak berani mengeluarkan pendapat atau justru mengikuti perilaku orangtua yaitu memiliki kepribadian yang pemarah dan ringan tangan (mudah memukul).

2. Memberikan HP atau game

Cara ini terkesan aman, namun sebenarnya menjadi awal dari masalah yang lain karena menimbulkan potensi anak menjadi kecanduan game. Saat anak menjadi pecandu game, maka dia akan enggan bersosialisasi dan menjadi kurang gerak. Dirinya akan sibuk dengan dunianya sendiri.

Apalagi jika jenis game nya sarat dengan kekerasan, tentu akan berpengaruh pada karakter sang anak.

3. Membohongi anak

ìNanti mama belikan sepeda kalau adek berhenti menangisî. Orangtua menginginkan anak berhenti menangis atau rewel dengan memberikan janji sebuah imbalan. Namun setelah sehari dua hari janjinya tak juga ditepati. Saat anak menagih, orangtua berkelit dengan seribu satu cara. Berdalih menunggu gajian atau hal lainnya dan mengharapkan anak lupa dengan janjinya. Anak akan mendapatkan kesimpulan bahwa orangtua telah berbohong. Secara tidak langsung orangtua telah mengajarkan kepada anak untuk mudah berjanji namun tidak memiliki komitmen untuk menepati.
Baca juga: MUDAH BANGET!! Bunda Tak Perlu Buru-Buru Ke Dokter, 9 Penyakit Anak Ini Bisa Diobati di Rumah

4. Menakut-nakuti

Menakut-nakuti anak terkadang dilakukan oleh sebagian orangtua untuk meredakan tangisan anak. Misalnya: ìAwas jangan nangis, nanti ada ondel-ondel datang lhohî. Anak yang sejak awal memang sudah takut dengan pengemis yang datang ke rumah dengan mengenakan kostum ondel-ondel, akan langsung diam.

Sejatinya, diamnya karena ketakutan. Sementara orangtua menganggap masalah sudah selesai saat anak berhenti menangis. Padahal, trauma kejiwaan anak justru menjadi lebih parah.

Ayah Bunda, perlu kita ketahui bersama bahwa hendaknya dalam menenangkan anak janganlah mengambil jalan pintas seperti diatas. Sekilas memang memberikan solusi, namun sebenarnya hanyalah solusi sementara. Akan muncul masalah baru yaitu munculnya perilaku anak yang pemarah, penakut, pembohong atau pecandu game.

Dalam mendidik dan membesarkan anak memang diperlukan ekstra kesabaran. Hendaknya orangtua dapat menenangkan anak dengan kesabaran, pelukan dan kata-kata yang lembut.

Saat emosi Ayah Bunda sudah memuncak, selalu ingatlah bahwa yang ada dihadapan Ayah Bunda adalah seorang anak yang baru berusia balita. Mereka masih anak-anak sehingga Ayah Bunda dapat bersikap dengan lebih tepat dan bijak. Setiap anak perlu untuk ditumbuhkan dengan kasih sayang, namun anak juga harus diajarkan disiplin dan kemandirian. 
Baca juga: MENAKJUBKAN!! Memeluk Anak Setiap Hari Bisa Berdampak Besar Terhadap Tumbuh Kembangnya

Selalu ingat bahwa disiplin tidak serta merta harus dengan kekerasan dan bentakan. Untuk anak usia balita sebaiknya sangat dihindari membentak anak, walaupun anak sedang sangat rewel sekali. Paling baik adalah dengan mendekati anak dengan lembut, dengarkan kemauan anak, dan jelaskan bila permintaan anak tak bisa Ayah Bunda penuhi. Bisa juga dengan cara mengalihkan perhatian anak ke aktivitas lain yang lebih menyenangkan. 

Semoga bermanfaat yaa Ayah Bunda.. :)
Yuk, sama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik. 

Share yaa bila artikel ini dirasa bisa bermanfaat untuk orang tua lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar