Minggu, 02 Juli 2017

Yang Namanya Emak Itu.. Pas Anak Tidur Siang Pengennya Beres2 Rumah, Eh Faktanya..


Yang Namanya Emak Itu.. 

Akhir bulan ijin suami kalo pas gajian nanti mau beli lipstik, baju baru, dll. Tapi pas beneran udah gajian, dicoret itu semua list kepinginannya dan berakhir dengan belanjain buat bocah-bocah.
.


Yang Namanya Emak Itu.. 

Punya tekad kuat komisi bakulannya buat ngembangin bisnis. Eh tapi kadang juga akhirnya itu komisi bocor buat beli gas, listrik, sama buku anak.
.

Yang Namanya Emak Itu..

Kudu punya stok sabar yang banyak dengan bahan bakar Indomie, coklat, roti, es krim, dan cemilan lainnya 
.
 

Baca juga: TERUNGKAP! Ini Alasan Mengapa Suami Cenderung Tidak Romantis di Mata Istri..

Yang Namanya Emak Itu.. 

Tiap dapet undangan resepsi, udah berkhayal pakai baju inces bak syahrini. Pas hari H yang dipakai tetep gamis ples bergo instan bersemat bross cantik lagi. 
.


Yang Namanya Emak Itu.. 

Ada yang tiap hari tekad mau diet, tapi pas ada cemilan di depan mata maunya ikut icip-icip. Besok pas nimbang dan jarumnya ke kanan langsung bertanya, "kok BB gue gak turun-turun sih??"
.


Yang Namanya Emak Itu.. 

Pas anak tidur siang rencananya masak,beres-beres rumah. Kenyataannya leyeh-leyeh pisan, malah kadang juga ikut ketiduran. #Zzzzzzz
.


Yang Namanya Emak Itu.. 

Suka gugling kreasi resep-resep. Dan yang jadi andalan lagi-lagi telur dadar, ceplok sama sop. 
.


Yang Namanya Emak Itu.. 

Menjelang weekend punya planning kesana-sini, mau piknik, refreshing. Tapi ujung-ujungnya bergumul lagi sama cucian di rumah. #Duh
.


Yang Namanya Emak Itu.. 

Entah sehari bisa berapa kali bergelut dengan rutinitas beresin rumah-berantakan-beresin lagi-berantakan lagi. Dan itu pun kadang masih dicecar orang, "kok rumahnya gak rapi sih?".. #Uwoowwooo
.

Baca juga: Coba Para Suami Gantian Ngurus Anak dan Rumah, Nggak Usah Seharian, Cukup 3 Jam Saja


Yang Namanya Emak Itu.. 

Di keluarga sering dapet image paling galak, paling cerewet, dari bangun tidur sampe tidur lagi ada aja warning dan bawelnya.


Tapi ketika semua orang di rumah ditanya siapa anggota keluarga yang paling dibutuhkan dan disayang di rumah, jawabannya hanya satu: IBU.
#TisuManaTisuuuu

.
Anakmu mak (copas dari status Andhy Doni) 
.
.
Tips Menjadi Ibu yang Dirindukan..


Kisah keteladanan Ibu yang mencetak anak-anak hebat adalah Al-Nawar binti Malik, yang mempunyai anak bernama Zaid bin Tsabit. Zaid sewaktu muda, tatkala mendengar seruan Rasulullah tentang jihad maka ia akan mengambil pedang ayahnya dan dengan semangat 45 ia menemui Rasulullah. Pedang yang dibawa Zaid masih lebih besar daripada tubuhnya. Rasulullah yang melihat Zaid begitu bersemangat, memerintahkan ia untuk kembali kepada Ibunya karena memang aturan perang Islam bahwa anak-anak, wanita, dan orang tua dilarang ikut berperang.

Disinilah peran Ibu hebat yang harus membesarkan jiwa si anak. Ia tidak meremehkan motivasi kuat si anak. Bunda Al-Nawar mengatakan pada Zaid,

“Anakku, jika Rasulullah belum mengizinkanmu berjihad ke medan perang, ketahuilah Nak, berjihadlah dengan jalan lain. Berjihadlah lewat pena Anakku. Belajar, belajar, dan hapalkan Al Qur’an.”

Baca juga: Wahai, Ibu.. Sebelum Engkau Tidur Doakanlah Anakmu. Hasilnya Sungguh Menakjubkan..


Zaid lalu pergi kembali pada Rasulullah tapi kali ini tidak untuk berjihad memakai pedang, tapi diminta mendengarkan hapalan Al Qur’annya. Waktu itu Al Qur’an baru turun 17 juz. Dalam kurun waktu singkat, Zaid telah merampungkan hapalannya.


Zaid bin Tsabit si Pencatat Wahyu..

Siapa yang berperan?? Ibu.
Maka, Ibu jangan mematikan potensi anaknya.

Ulama mujahid bernama Faruq mempunyai istri yang ditinggal oleh selama 30 tahun. Diamanahkan uang kurang lebih sebesar 60 milyar. Tapi ia tidak menggunakan uang itu untuk hal keduniawian. Terbukti setelah 30 tahun, Faruq kembali dan rumah masih seperti yang dulu. 

Ternyata istrinya menginvestasikan uang tersebut untuk pendidikan anaknya. Anak beliau adalah seorang ulama besar bernama Rabi’atul Rabbiy, guru Imama Malik dan Imam Hanifah.

Lisan seorang ibu keramat


Alkisah seorang Ibu bersusah payah membuat jamuan makan yang lezat untuk para tamunya. Tamu mulai berdatangan. Ketika hendak disajikan, si Ibu terperanjat karena mendapati anaknya menabur pasir diatas jamuan tersebut. Marah bukan kepalang. Ia lalu memikirkan kalimat yang pas untuk itu.

Lalu ia berujar,

“Anakku, Ibu marah padamu. Ibu doakan kamu menjadi Imam Masjidil Haram.”

Terbukti si anak kemudian hari menjadi Imam Masjidil Haram, Syeikh Abdurahman as Sudais.

Apa yang terjadi jika lisan Ibu mendoakan yang buruk untuk anak??


Walau keadaan marah pun, Ibu harus bisa mendoakan yang terbaik untuk anak. Karena lisan Ibu keramat. Doanya makbul.

Baca juga: Hati-Hati, Anak Suka Memukul Besok Gede Bisa Jadi Berandalan

Ibu adalah pilar negara

Berdayakan Majelis Ta’lim. Majelis Ta’lim adalah aset. Jika majelis ta’lim di Indonesia di dalamnya dibahas bagaimana mendidik anak, ada modul, dan ada kurikulum menjadi seorang Ibu yang hebat, maka ke depan kita tidak butuh materi pemberdayaan wanita. Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang kuat cerminan akhlaknya.

Dikisahkan pada masa Umar bin Khattab, ada seorang lelaki meninggalkan istrinya selama 2 tahun. Ketika kembali, ia dapati istrinya tengah bersiap melahirkan. Marah, kecewa, ia menuduh istrinya berselingkuh. Ia membawa istrinya pada Khalifah Umar untuk diadili, dihukum rajam. 

Tiba-tiba Muadz bin Jabal, seorang pemuda yang terkenal kefasihannya akan ilmu fiqih berkata,
“Ada 3 hak yang harus dilaksanakan terlebih dahulu wahai Khalifah. Hak bayi untuk hidup, hak mendapat ASI selama 2 tahun, dan terakhir pastikan dulu jangan-jangan lelaki tersebut memang bapak bayi tersebut.“

Ketika si bayi lahir, terkejutlah lelaki tersebut, ternyata si bayi sudah memiliki gigi lengkap. Jadi ia berada di kandungan ibunya selama 2 tahun. Lelaki itu menyesal telah menuduh istrinya. Hari itu Umar bin Khattab mengumpulkan rakyatnya, di hadapan mereka beliau memuji Muadz bin Jabal. Ia memuji Muadz yang menghindarkan Umar dari kesalahan seorang khalifah. Ia memuji Ibu Muadz yang melahirkan anak sehebat dan sepintar Muadz bin Jabal. Lelaki sholeh yang cerdas.

Sifat seorang Ibu yang harus dimiliki:

Kata Rasulullah,
“Nikahilah wanita yang memiliki wadud (kasih sayang) dan subur (bisa melahirkan).”
Tapi kenyataannya, banyak Ibu bisa melahirkan tapi tidak memiliki sifat wadud.

Baca juga: Hati-Hati.. Dampak Buruk Menggunakan Ancaman Agar Anak Patuh Pada Orang Tua

Fenomena mother distrust

Silakan browsing “mama bangs*t”, maka akan muncul ribuan tweet anak-anak remaja men-tweet “mama bangs*t” atau memaki Ibu mereka pada akun sosialnya. Menyedihkan. Apa pasal??

Rupanya banyak Ibu sekarang yang melupakan arti bonding (kelekatan kasih sayang) untuk anak-anaknya. 

Ada seorang pejabat yang memiliki kelimpahan materi. Membuang iPhone seharga 3 juta, melempar laptop Mac seharga 35 juta ke dalam kolam renang rumahnya hanya karena dilarang keluar malam oleh ayahnya. Ketika si ibu datang, melarang anaknya, keluarlah seluruh isi kebun binatang. Setelah diselidiki, si anak curhat bahwa sejak bayi ia tidak punya bonding terhadap ibunya. Ibunya terlalu sibuk bekerja meraih karir, ia jarang merasakan belai kasih sayang ibunya.

Ternyata hak anak untuk bisa menyusui adalah mutlak. Dia menemukan kasih sayang, kenyamanan, cinta kasih lewat emotional bonding dengan Ibunya ketika menyusui. 

Jangan pernah cepat-cepat disapih. Makanya ketika anak masih bayi tidak ada istilah bau tangan (??), anak butuh segera gendong. Karena dia butuh mendapatkan rasa aman dan cinta. Kalau dibiarkan lama-lama, dia akan menjadi anak yang memikirkan diri sendiri, tidak memahami perasaan orang lain.

Fungsi Ibu memberikan rasa aman, sedang ayah menegakkan aturan. Ketika Ibu sebagai ratu di rumah tidak lagi dirindukan, anak akan betah lama-lama di luar.

Harus menularkan energi positif pada anak. Ketika melihat anak bandel, nakal, harusnya anak tersebut lebih butuh kasih sayang dan perhatian kita.

Kebutuhan seorang Ibu:


1. Ibu harus punya ‘me time’


2. Couple (Ibu harus punya waktu untuk berdua bersama pasangan. Wanita yang sehat jiwanya harus mengeluarkan 20.000 kata per hari [jiwa saya gak sehat ya..-__-]. Jalan bersama, membahas tentang anak.


3. Family time (waktu bersama keluarga inti)


4. Social time
Aspek diatas harus seimbang. Skill dasar seorang wanita, menulis. Karena emosi yang tidak keluar atau disalurkan akan rentan membuat Ibu menjadi kasar dan emosional. Curahkan isi kepala dan hati lewat tulisan.

Rumus mendidik anak di era sekarang adalah menjebol privasi si anak. Jangan GR ketika anak memproteksi HP, jangan menganggap ia mandiri. Hati-hati.

Kejadian nyata, anak-anak SMP punya akun FB berteman dengan pemuda yang status FB nya memotivasi. Si gadis kagum. Kopi darat, Ibu tidak tahu. Dan ternyata si pemuda mempunyai niat tidak baik. Awal ketemuan pegangan tangan, lalu mulai berani lebih. Tapi si anak perempuan selalu menolak. Sampai suatu waktu, anak gadis di telepon pacarnya tengah malam.

Ia berbohong, ia menjadi korban begal. Si gadis karena kadung cinta, keluar malam itu hendak menolong pacarnya. Di tempat sepi, ia nyaris dinodai. Bersyukur ada bapak-bapak yang leihat dan segera menolong anak gadis tersebut. Si Ibu nyaris pingsan. Anak yang dikira baik, dikira tidur di kamarnya, ternyata sudah pacaran selama 2 tahun dengan si pemuda dan tidak menceritakan apapun pada si bunda. Kenapa?? Karena bundanya bukan tempat yang asik untuk diajak curhat.

Baca Juga: Ingin Anak Lahap Makan? Tidak Gampang Sakit? dan Cerdas Sejak Dini? Baca Ini ! 

Skill dasar seorang Ibu agar dirindukan anak


* Memasak

Ustadz mengatakan tugas seorang Ibu memang bukan memasak. Di kitab fiqih manapun tidak dijelaskan tugas utama Ibu memasak karena kita membangun rumah tangga bukan rumah makan. Harus bisa masak, agar anak kangen dengan masakan Ibu.

* Memijit

Anak sampai usia berapapun butuh dipeluk dan disentuh. Ketika anak yang biasa dipijit di punggung, perut, dan tangan maka ia akan terbiasa lancar bercerita (Hontou??). Maka ketika memijit sekalian jadi tukang konselor juga. Pelajari ilmu akupuntur dan akupresure.

* Mendengarkan

Kalau wanita ditanya banyak jawab singkat, berarti ia lagi sedih. Kalau ditanya sedikit jawabannya banyak, tanda di Ibu lagi happy.

Penutup:
Ketika Ibu sudah dirindukan, maka anak akan punya definisi indah tentang rumah. Rumah dimana disana Ibu berada. Ibu yang selalu punya cinta yang membuat anak ingin pulang..

Ditulis dan disebarkan oleh Nailah Assagaf
Ikatlah ilmu dengan menulis

Anak-anak bermahkota al qur’an…

Sumber: Ustadz Bendri Jaisyurrahman 
1 2 3

Jumat, 26 Mei 2017

Coba Para Suami Gantian Ngurus Anak dan Rumah, Nggak Usah Seharian, Cukup 3 Jam Saja



Coba Para Suami Gantian Ngurus Anak dan Rumah, Nggak Usah Seharian, Cukup 3 Jam Saja

Suatu ketika saya membaca sebuah status media sosial. Isinya cukup lucu, namun juga perlu kita renungkan semua. Terutama untuk para suami. 

Baca juga: MENGEJUTKAN! Kasih Sayang Ayah Ternyata Bisa Bikin Anak Tidak Nakal..

Statusnya begini; 

“Coba para suami gantian ngurus anak & rumah, ngga usah seharian deh.. 3 jam aja, dijamin kelimpungan.. apalagi 2 anak balita..Mantabb... kurang keren apalagi coba peran istri? yang istrinya dirumah ngurus anak & keluarga, wajib untuk super terimakasih.. ^^ jangan malah nambah…
.
.
.
nambah-nambahin kerjaan istri maksudnya..” 

Daftar kerjaan istri apa saja sih, Yuk disimak beberapa diantaranya yaa: 

Satu, menyapu rumah. Gak cuma setiap sore, tapi pagi-siang-sore-malam. Pokoknya kebanyakan suami buat kotor, eh lalu si istri yang bersihkan deh. Hehehe

Dua, menyiapkan sarapan suami saat mau berangkat ke kantor. Termasuk menyiapkan bajunya, menyiapkan tasnya, dan menyiapkan dasinya juga. 

Tiga, membangunkan anak. Memandikan anak. Menyusui anak, dan lain-lain sebagainya. 

Empat, wah kalau di turuti jadi banyak buangeeet deh… 

Baca juga: RENUNGAN: Sebenarnya Apa Arti Istri Bagimu, Wahai Suami? Baca & Sebarkan...
.
.
.
Memang peran istri dalam rumah tangga begitu vital. Kami kutipkan dari situs ikadi, bahwa beberapa tanggung jawab istri diantaranya adalah: 

Ketaatan istri terhadap suami

Ketaatan terhadap suami adalah ketaatan yang disertai keridhaan, cinta dan dalam batasan perkara yang makruf. Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya ketaatan itu dalam hal-hal yang makruf”. (HR. Muslim). 

Dalam menafsirkan ayat yang berbunyi:“kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya”.(QS. An-Nisaa’: 34). Ibnu Katsir berkata: “artinya apabila seorang istri menaati suaminya dengan segala kebutuhan yang Allah SWT perbolehkan baginya, maka tidak ada alasan bagi seorang suami untuk memukul dan tidak memperdulikannya. Lanjutan ayat tersebut berbunyi “sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”, petikan ayat ini berisi tahdiid (ancaman) kepada suami apabila mereka berbuat zalim terhadap istrinya. Allah SWT Maha Tinggi dan Maha Besar. Dia-lah pelindung kaum wanita dan Maha Pembalas terhadap siapa saja yang zalim dan berbuat jahat kepada mereka.

Ketaatan istri terhadap suami merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT. Ketaatan tersebut tidak boleh menjadi kontra produktif, jauh dari nilai ibadah dan melahirkan sikap semena-mena seorang suami tehadap istri. Ketaatan istri didasari dengan nilai dan prinsip sebagai berikut: 

Baca juga: Hanya Seorang Ibu yang Bisa Masak Sambil Gendong Bayi, Sambil Update Status, Sambil Nyusuin..

1. Taat bukan dalam kemaksiatan. 

Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa: “Ada seorang ibu menikahkan anak gadisnya, tiba-tiba rambut anak tersebut terjatuh, lalu ia datang kepada Nabi saw dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Ibunya berkata: “bahwa suaminya menyuruh si ibu untuk menyambung rambutnya tersebut. Maka Rasulullah saw bersabda: “Jangan! Sesungguhnya Allah SWT melaknat wanita yang menyambung rambutnya”. (HR. Bukhari). 

2. Taat sesuai kemampuan. 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 286).Seorang suami perlu membantu istrinya agar istrinya mampu menunaikan kewajibannya. 

3. Ketaatan yang disertai dengan penghormatan dan pemberian respon secara timbal-balik. 

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut”. (QS. An-Nisaa’: 19). 

4. Ketaatan yang disertai saling memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang lahir dari lubuk hati. 

5. Taat disertai musyawarah.

“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka”.(QS. Asysyuraa: 38). 

6. Ketaatan diiringi dengan saling menasehati, berkorban dan komitmen dengan aturan dan syariat Allah SWT.(membumikan harapan; keluarga islam idaman, hal. 29) 

Baca juga: Anak yang Diajak Bicara Ibunya Dengan Cara Ini, Ternyata Bisa Punya IQ Lebih Tinggi

Membesarkan dan mendidik anak 

Rasulullah saw bersabda: “Seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan dia bertanggung jawab terhadap anak-anaknya”. (HR. Bukhari dan Muslim). 

Tanggung jawab membesarkan dan mendidik anak tidak dimulai sejak melahirkan, namun sejak sang ibu mengandung sang janin dalam rahimnya. Allah SWT berfirman: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”.(QS. Al-Ahqaf: 15). Dalam ayat lain disebutkan: “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”. (QS. Luqman: 14). 

Perlu kerjasama suami istri dalam tugas mendidik dan membesarkan anak. Tugas yang begitu berat dan mulia itu perlu mendapat perhatian serius dari kedua orang tua. Perhatikan bagaimana Rasulullah saw ikut serta dalam memberikan tarbiyah (pendidikan) kepada anak tirinya (anak kandung Ummu Salamah). 

Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah, beliau berkata: “Ketika kecil dulu aku berada di pangkuan Rasulullah saw. Tiba-tiba tanganku tanpa sadar mengambil (makanan) di sebuah piring besar. Beliau berkata kepadaku: “Hai anakku, ucapkanlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang dekat darimu”. Setelah itu akupun terbiasa melakukan apa yang diajarkan Rasulullah saw. (HR. Bukhari). 

Baca juga: Andai Suami Tahu Betapa Sakitnya Melahirkan Anak, Pasti Tidak Akan Sanggup Menyakiti Hati Istrinya

Menata tugas rumah tangga 

Tanggung jawab seorang istri dalam mengatur urusan rumah tangga bukan berarti ia yang melakukan seluruh pekerjaan rumah tangganya seorang diri. Bukan berarti pekerjaan memasak, menyiapkan hidangan, memandikan anak, mencuci baju, menstrika dan seterusnya harus dilakukan olehnya sendiri. Ia hanya memikul tanggung jawabnya saja. Pekerjaan-pekerjaan rumah tangga bisa dikerjakan olehnya atau suami atau orang lain. 

Dalam sebuah kisah diriwayatkan bahwa Fathimah ra. bekerja di rumah suaminya, dan meminta disediakan seorang pembantu oleh Rasulullah saw, namun beliau saw tidak mengabulkan permintaannya karena lebih mengutamakan kebutuhan ahlu shuffah. 

Namun adakisah lain, Asma binti Abu Bakar yang bekerja di rumah suaminya, beliau dibantu seorang pembantu setelah merasa terlalu letih bekerja. Tentu adanya pembantu atau tidak, dua kondisi tersebut ditentukan dengan berbagai faktor tertentu, seperti kemampuan ekonomi dan waktu yang tersedia bagi suami dan istri. 

Perlu kerja sama suami istri dalam memaksimalkan peran dan tanggung jawab mengurus rumah tangga. Dalam kondisi tertentu, bisa jadi sang istri merasa begitu letih dan sulit jika harus menghandel seluruh urusan rumah tangga sendirian. Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah saw melakukan berbagai pekerjaan yang bisa meringankan tugas dan tanggung jawab istri beliau. 

Baca juga: Jangan Jadi Ibu yang Suka Marah-Marah Sama Anak yaa, Simak Tipsnya Ini.

Diriwayatkan dari Al-Aswad: Aku pernah bertanya kepada Aisyah ra: Apa yang biasanya diperbuat Rasulullah saw di rumahnya? Aisyah berkata: “Beliau memberikan pelayanan kepada keluarganya, apabila tiba waktu shalat beliaupun pergi menunaikan shalat”. (HR. Bukhari).  Dalam riwayat lain Aisyah ra. berkata: “Beliau menjahit bajunya, memperbaiki sandalnya dan beraktivitas seperti halnya kalian dalam mengurus rumah tangga kalian masing-masing”. (HR. Ahmad). 




Rabu, 24 Mei 2017

Wahai, Ibu.. Sebelum Engkau Tidur Doakanlah Anakmu. Hasilnya Sungguh Menakjubkan..


Wahai, Ibu.. Sebelum Engkau Tidur Doakanlah Anakmu. Hasilnya Sungguh Menakjubkan..

Matahari sudah tenggelam dari tadi. Jam dinding menunjukkan waktu pukul 9 malam. Sinteron di televisi masih belum selesai, tapi mata rasanya sudah mengantuk. Padahal ini sinetron favorit. 

Tentu ibu-ibu semua saya yakin pasti tahu. Tayang setiap hari dari jam 8 malam hingga jam 11. Bercerita tentang dinamika sebuah desa yang para istrinya bekerja sebagai TKW. Yang mengasuh anak adalah bapak-bapak. 

Ada lucunya, banyak konyolnya, tapi bila diperhatikan ada banyak hikmah. Terutama soal pengasuhan anak. Kalau soal anak susah makan, Mamah bisa berikan saja vitamin penambah nafsu makan anak. Namanya Madu Gizidat

Baca juga: Hati-Hati, Anak Suka Memukul Besok Gede Bisa Jadi Berandalan

Salah satu episode waktu itu, yang saya ingat betul, adalah tentang seorang bapak yang sangat protektif terhadap anaknya. Akhirnya membuat sang anak merasa terkekang. Ia merasa tidak bebas untuk mengembangkan bakat dan potensinya. Si anak yang masih SMP itu lalu memberontak. Kabur dari rumah. 

Di lain cerita, ada pula orang tua yang sangat diatur oleh anak. Bukan sebaliknya. Orang tua yang harusnya mengatur dan mengajari anak, malah yang terjadi si anak sangat mengatur bapaknya. Dan bapaknya mau-mau saja, dengan alasan sangat mencintai anaknya itu. 

Kedua hal itu mengajarkan bagi saya, bahwa sebagai orang tua kita mesti bisa berada di tengah-tengah. Antara memberikan kebebasan agar potensi anak berkembang tapi juga mengatur anak agar ia tidak kebablasan. 

Baca juga: Andai Suami Tahu Betapa Sakitnya Melahirkan Anak, Pasti Tidak Akan Sanggup Menyakiti Hati Istrinya

Saya jadi berpikir, bagaimana saya mesti mendidik anak saya yang usianya masih balita.

Mata sudah mengantuk. Tapi melihat si kecil yang tertidur pulas, ada rasa buncah dan harapan untuknya. Saja jadi teringat kalau pengetahuan saja tidak akan pernah cukup untuk mendidik anak.
Sebagai umat muslim, ada satu senjata yang tidak boleh kita lupakan. Apakah itu? 

Ya, tak lain adalah sebuah doa bagi anak-anak kita tercinta. 

Pertanyaannya adalah, sudahkah kita punya kebiasaan untuk mendoakan anak-anak kita? Saat dalam sujud, sehabis sholat atau bahkan sebelum tidur? Pernahkah kita mendoakan untuk si kecil? 

Kita harus menyadari, bahwa sebagia ibu, kesuksesan seorang anak dan keberkahan hidup anak itu salah satunya berkat doa dari orang tuanya. 

Ingat kisah ini Mah; Syaikh Mahmud Al Mishri menceritakan kisah ini dalam bukunya, Sa’atan Sa’atan. Sebuah kisah ajaib yang bukan hanya membuat takjub orang-orang yang menyaksikannya langsung di tempat kejadian, tetapi juga membuat kagum orang-orang yang membacanya. 

Baca juga: Hanya Seorang Ibu yang Bisa Masak Sambil Gendong Bayi, Sambil Update Status, Sambil Nyusuin..

Jalan raya Arab Saudi yang mulus membuat kendaraan-kendaraan seakan beradu cepat di jalanan. Baik mobil pribadi maupun truk-truk besar seperti berlomba segera tiba di tujuan. Tiba-tiba, sebuah mobil pribadi masuk ke bawah sebuah truk besar. Seketika itu juga, terlihat api menyala. Kecelakaan hebat terjadi disertai kebakaran. 

Untungnya, banyak orang berada di sekitar tempat kejadian perkara. Para pengendara juga berhenti. Mereka berhamburan ke arah kecelakaan dan berupaya menyelamatkan pengendara mobil itu. 

“Bagaimana kondisinya?” sebagian orang bertanya kepada sebagaian lainnya ketika mobil tersebut dikeluarkan dari bawah truk. Mereka penasaran dengan kondisi korban kecelakaan. Apa yang akan menimpanya? 

Begitu mobil berhasil dievakuasi dan pintunya terbuka, seorang pemuda keluar dari mobil itu. Puluhan pasang mata terbelalak menyaksikan keajaiban di depannya. Pemuda itu berdiri dengan sempurna dan berjalan tegap. Tak ada darah, tak ada luka. Bagaimana mungkin ia tidak tersentuh api, bahkan tak tersentuh pecahan kaca? 

Baca juga: Berhati-hatilah Bunda, Karena Stres Anak Berasal Dari Stres Ibu

Demi mengobati rasa penasaran, salah seorang memberanikan diri untuk bertanya kepada sang pemuda. “Wahai saudaraku, sungguh mengherankan. Engkau tidak terluka sama sekali. Apakah ada amalan khusus yang menyelamatkanmu dari kecelakaan ini?” 

Pemuda itu terdiam sejenak. Lalu dengan wajah penuh kesyukuran ia berujar, “Aku bekerja di Riyadh. Ketika mendapatkan gaji, aku segera menemui ibuku di Raghib dan memberikan gajiku kepada beliau. Beliau sangat senang denganku, beliau sangat bahagia dengan baktiku. Beliaupun mendoakan aku semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungiku.” 

Itulah ajaibnya doa seorang Ibu, Mah.. Doa orang yang bersusah payah dan bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya. Kalau ajaibnya Madu Gizidat adalah bisa meningkatkan nafsu makan anak, membuat anak tidak gampang sakit dan sebagai nutrisi otak anak. Gizidat merupakan vitamin penambah nafsu makan anak yang terbuat dari bahan 100% alami. 

Mah, jangan selalu menyalahkan sifat anak yang nakal, tapi cobalah kita renungkan sejenak; apakah kita sebagai orang tua sudah sering mendoakan anak-anak kita? 

Ingatlah sebuah hadits dari Rasulullah SAW berikut ini; Suatu hari, Rasulullah saw sedang duduk berbincang dengan para sahabatnya. Lalu datanglah seorang pemuda untuk menghadapnya. Rasul pun mempersilahkan, lalu pemuda itu berkata, “Wahai Rasulullah, tolong doakan aku ! Aku sudah tak mampu lagi menahan beban dan berbagai masalah yang kuhadapi.” 

Rasulullah bertanya, “Apakah kau masih memiliki orang tua?”

Ia menjawab, “Ibuku telah meninggal tapi ayahku masih hidup.”

Rasul pun menjawab, “Mintalah doa kepada ayahmu !” 

Pemuda itu menerima perintah dari Rasulullah dan langsung pergi menemui ayahnya. Setelah ia keluar, Rasulullah bersabda dihadapan sahabatnya. “Andai ibunya masih hidup maka semua masalahnya akan selesai.” 

Tak mengherankan, karena doa orangtua pada anaknya termasuk salah satu doa yang mustajab. “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan). 

Baca juga: Ibu, Lakukanlah Hal Ini Saat Anak Bangun Tidur. Agar Anak Makin Cinta Padamu... Ayo Sebarkan!!

Jadi, Mah.. sebelum mata terpejam. Sebelum beristirahat di waktu malam. Sempatkanlah memandang wajah si kecil yang lucu dan menggemaskan itu. Ingat-ingatlah bahwa dia adalah darah daging kita, yang kehadirannya selalu kita nanti-nantikan. 

Luangkanlah sejenak waktumu untuk mengusap kepala si kecil, lalu bisikanlah doa padanya. Doa terbaik baginya, agar anak-anak kita kelak menjadi penyelamat kita di dunia di akhirat. Jangan lupa berikanlah Madu Gizidat, yang bisa digunakan sebagai vitamin penambah nafsu makan anak. Sehingga anak juga tercukupi kebutuhan gizinya. 

Hasilnya, Insya Allah, sungguh menakjubkan. Selain doa kita semoga di kabulkan Allah, yang ada di dalam hati kita sebagai ibu adalah bertambah dan terus bertambahnya rasa cinta pada anak-anak kita. 

Baca Juga: Anak Susah Makan? Gampang Sakit? Pengen Anak Cerdas Sejak Usia Dini? Baca Ini !


Selasa, 23 Mei 2017

Hati-Hati, Anak Suka Memukul Besok Gede Bisa Jadi Berandalan



Hati-Hati, Anak Suka Memukul Besok Gede Bisa Jadi Berandalan


Si kecil terlihat sedang asyik bermain bersama temannya. Usianya sama-sama masih batita. Mereka terlihat saling berebut mobil-mobilan. 

“Plaakk…!!” tangan mungil itu dengan ringan memukul. Alhasil, teman disampingnya langsung menangis. Dan si kecil mengambil mainan yang ada di tangan temannya itu. 

Pernah mengalami kejadian serupa Mah? Si kecil yang lucu-lucunya dan menggemaskan ternyata punya kebiasaan memukul. Tentu ini sangat bertolak belakang dengan wajahnya yang imut dan manis bukan? 

Kalau cuma anak susah makan sih gampang, bisa kita berikan padanya vitamin penambah nafsu makan anak, yaitu madu Gizidat. Tapi kalau masalahnya si kecil suka memukul, ya perlu ditangani lebih lanjut. 

Baca juga: Hati-Hati.. Dampak Buruk Menggunakan Ancaman Agar Anak Patuh Pada Orang Tua

Penampilan anak-anak kita sudah diusahakan seganteng dan secantik mungkin. Baju-baju yang kekinian pun sudah kita belikan, agar tampangnya instagramable. Tapi kalau tampang manis tanpa diikuti perilaku manis tentu membuat mamah pusing juga. 

Saya jadi teringat sewaktu kita masih kecil dulu. Mungkin saat usia sekolah dasar. Kita pun sebenarnya punya kecenderungan perilaku yang sama; suka memukul. Dan itu semua tidak datang tiba-tiba, tapi terpengaruh pada tontonan televisi. 

Kalau masa kecil Anda sukanya nonton Satria Baja Hitam, Power Rangers, Superman, ataupun film-film sejenisnya, maka di benak kita selalu muncul keinginan untuk menjadi pahlawan. 

Seorang pahlawan super hero yang dengan kekuatannya berhasil membasmi monster jahat yang menyerang. Saban sore kita menonton acaranya di layar kaca. Setelah itu, kita ambil sarung, lalu memakainya dengan gaya ninja-ninjaan atau diikat di leher supaya mirip jubahnya Superman. 

Kita berimajinasi menjadi seperti pahlawan itu. Dan bagaimana cara pahlawan mengalahkan musuh-musuhnya? Ya, dengan menghajarnya. Memukul, menendang dan mengeluarkan sinar laser penghancur. 

Baca juga: TERUNGKAP! Ini Alasan Mengapa Suami Cenderung Tidak Romantis di Mata Istri..

Nah, apabila anak Anda suka menonton televisi dengan tayangan semacam itu, baiknya Anda tidak kaget apabila si kecil suatu ketika memukul temannya. 

Lantas kenapa hal ini terjadi? 

Ada banyak sebab. Tapi salah satu harus kita pahami adalah anak-anak itu, pada awalnya belum bisa memahami tentang nilai baik dan buruk. Juga dengan perbuatan memukul. Atau yang lain, misalnya menggigit, menendang, berteriak, dan lainnya. Mereka belum paham bahwa perbuatan-perbuatan itu baik atau buruk. 

Yang mereka lakukan ya sesuka mereka saja. Kita yang sudah dewasalah yang bisa mengarahkan dan mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. 

Lalu gimana nih biar si kecil gak suka memukul lagi? Kalau menurut Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Direktur Auladi Parenting School, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi anak yang suka memukul. 

Pertama, saat anak memukul hentikan segera! Jangan pernah biarkan berlanjut. Kalau Anda seorang ibu yang dipukul anaknya, jangan sekadar ngomong “mama sakit, berhenti!”, bukan, bukan sekadar itu. Tapi pegang tangannya, lalu setelah baru ngomong “berhenti, mama sakit” ucapkan dengan tenang tapi tegas! Atau saat memukul temannya “berhenti, temannya bisa sakit!”

Jangan iming-iming anak dengan mengatakan kalau berhenti memukul lalu akan dibelikan es krim. Jangan. Perbuatan itu malah akan menjadikan anak makin manja saja. Di dalam pikiran anak nanti akan muncul pikiran, “kalau memukul akan dapat es krim.” 

Baca juga: Orang Tua Sering Lupa, Punya Anak Hakikatnya Adalah Tugas, Amanah, dan Ujian..

Jangan gitu ya Mah-Pah, kalau memang ingin lahap makan, cukup berikan saja vitamin penambah nafsu makan anak. Pastikan yang terbuat dari bahan-bahan alami dan tanpa pengawet kimia. Bisa dipakai yang namanya Madu Gizidat. 

Kedua, biarkan anak mengeluarkan apa yang dirasakan dan dipikirkannya. Tanyakan pada anak, tatap matanya, dengan serius, “kenapa kamu memukul?” Ihsan Baihaqi menyarankan bila anak kesulitan mengungkapkan apa yang dia rasakan atau yang dia pikirkan, bantu dengan mendefinisikannya dengan kalimat-kalimat spesifik “Kamu marah ya sama mama karena tak mau belikan kamu mainan? Atau “kamu marah sama teman kamu? Apa yang membuat kamu marah? Coba ceritakan sama Mama.”

Tahukah Anda bahwa kenakalan anak sering terjadi salah satunya karena anak tidak bisa mengkomunikasikan perasaan tidak nyamannya melalui perkataan. Anak-anak tidak dilatih atau memang dibesarkan dari orang tua yang sering membungkam perasaan anak. Gampangnya, orang tua tidak menjadi tempat curhat anak yang baik.  

Ketiga, berikan batasan-batasan. “Jika hanya baru sekali memukul mungkin tidakan pertama dan kedua sudah cukup, tidak usah bereaksi berlebihan lagi. Tapi jika anak mengulangi lagi, berikan tindakan yang ketiga ini. Memberikan batasan artinya anda memberikan “rule of the games” yang jelas mana yang diterima dan mana yang tidak diterima. “Marahnya boleh, memukulnya tidak diterima,” kata Ihsan Baihaqi menjelaskan. 

“Lalu berikan konsekuensi-konsekuensi jika anak melampaui batas-batas yang telah ditetapkan. Batas tanpa konsekuensi sering tidak berdampak apapun. Bagai macan tanpa gigi, demikian saya sering menyebutnya. “Nonton tv boleh, tapi paling lama dua jam ya!” ini adalah tindakan bagus, karena memiliki batasan yang jelas, hanya saja tanpa disertai konsekuensi akan percuma.”

“Konsekuensi apa yang akan anak dapatkan jika melebihi dua jam?” lanjutnya, jika tidak ada, maka anak akan terus mencoba melanggar batas tersebut. Diberikan konsekuensi saja anak akan terus mencari cara melanggar batas apalagi tanpa konsekuensi.”

Baca juga: Hati-Hati, Baca Akibatnya Ini Untuk Orang Tua yang Sering Mengabaikan Anak Karena Lebih Asyik Main Gadget..

Dia memberikan contoh begini, “saya matikan tv jika sudah dua jam anak masih nonton.” Nah, ini bukan konsekuensi, karena tidak ada hukuman kalau anak lebih dari dua jam. 

Konsekuensi dibuat jika anak terus mencoba mengulangi perbuatan buruk tadi,” katanya. Konsekuensi terbaik adalah apa yang membuat anak rugi! Tidak ada nonton tv dua hari jika nonton tv melebih batas yang ditetapkan adalah contoh yang benar-benar sejati konsekuensi!  

Keempat, bantu anak cari alternatif tindakan. Mungkin anak tidak tahu bahwa ada cara lain selain memukul untuk mengungkapkan ketidaksetujuan, kekecewaan, kemarahan dan lain-lain. Bukan hanya anak yang sering dipukul, anak-anak yang suka memukul juga harus dilatih kemampuan asertif, yaitu kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau opini pada orang lain dengan cara yang tepat. Hal ini termasuk kemampuan untuk mengatakan TIDAK atas tekanan-tekanan yang dia alami saat dia merasa dirugikan dan hanya bukan dengan cara kekerasan.  

Saat anak memukul temannya, kata Ihsan Baihaqi, mungkin anak tidak tahu bahwa selain memukul dia juga bisa bicara jika marah dengan temannya. Nah, bantu anak untuk menemukan ini. “Kalau kamu marah sama Andi temanmu, karena Andi merusak mainanmu, kamu boleh marahin dia, tapi bukan dengan memukul, kamu cukup ngomong kepada dia untuk bertanggung jawab meminta maaf. Tapi kalau Andi tidak mau melakukannya, kamu boleh tunjukkan bahwa kamu marah sama Andi dengan cara tidak meminjamkan mainan pada Andi sampai Andi meminta maaf”.

Bayangin anak seusia balita sudah bisa ngomong kayak gitu belum? Ya, jelas belumlah. Tapi sebagai orang tua kita harus terus menerus melatih dan mengajar anak untuk mencari tindakan lain selain memukul. 

Baca Juga: Anak Susah Makan? Gampang Sakit? Pengen Anak Cerdas Sejak Usia Dini? Baca Ini !

Ingatlah selalu bahwa yang Anda hadapi adalah seorang anak yang usianya masih balita. Anak balita yang perlu banyak makan makanan bergizi. Makan yang lahap. Dan bila perlu, berikan vitamin penambah nafsu makan anak. Salah satu yang terbaik adalah Madu Gizidat. 

Sabar yaa Mamah-Papah.. Kesabaranmu itulah yang akan menjadikan anak kelak tumbuh menjadi orang yang berkarakter mulia. Kesabaranmu itulah yang akan menumbuhkan anak menjadi orang yang tangguh. 

Hati-hati, jangan biarkan perilaku memukul anak terus menerus menjadi kebiasaannya. Jangan sampai karena kita lupa atau lalai mendidiknya, kelak anak menjadi orang yang suka kekerasan. Kalau sejak awal anak suka kekerasan, bisa mungkin kelak dia menjadi berandalan. Semoga itu tidak terjadi. 


Tentu kita ingin anak-anak yang tangguh, tapi tidak nakal. Tidak berandalan. Ia tangguh tapi berhati mulia. Bukankah begitu? Setuju kan?